American Cancer Society memperkirakan lebih dari 97,000 orang di Amerika Serikat akan didiagnosis menderita kanker kolorektal tahun ini dan akan menyebabkan sekitar 50,600 kematian. Ini adalah kanker paling umum ketiga di Amerika Serikat dan penyebab utama kematian akibat kanker kedua.
Meskipun skrining kanker kolorektal telah terbukti efektif dalam mengurangi kematian akibat kanker, para peneliti melaporkan bahwa jumlah skrining terlalu sedikit. Pedoman ACS saat ini merekomendasikan skrining rutin untuk kelompok berisiko umum berusia 45 tahun ke atas, menggunakan pemeriksaan tinja sensitivitas tinggi atau pemeriksaan struktural (visual), dan semua hasil positif harus berupa kolonoskopi. Terlepas dari rekomendasi ini, penelitian menemukan perbedaan yang signifikan dalam tingkat skrining, termasuk etnis, wilayah geografis, dan faktor sosial ekonomi lainnya.
Sejak Kanker kolorektal is a preventable disease, efforts are being made throughout the country to increase the screening rate of colorectal cancer, but the screening rate is only about 63%, while the screening rate of low-income and other vulnerable groups is often lower.
The latest research suggests that with stool immunochemical tests, or FIT kits, they can detect blood in stool and common symptoms of colon cancer. Pasien dapat menyelesaikan tes di rumah dan mengembalikannya ke penyedia untuk dianalisis. Pasien dengan hasil tes FIT kit positif akan dijadwalkan untuk kolonoskopi.
Dalam studi tersebut, 21% pasien yang menerima kit FIT menyelesaikan tes skrining, dan 18 orang yang menyelesaikan tes FIT memiliki hasil yang abnormal, dan 15 di antaranya memerlukan kolonoskopi. Dari 10 pasien yang menyelesaikan kolonoskopi, 1 pasien memiliki hasil yang abnormal.
Para peneliti berencana untuk terus mempelajari apakah metode deteksi ini dapat diterapkan dalam skala yang lebih besar dan mempelajari lebih lanjut tentang efektivitas biaya dan cara meningkatkan tingkat skrining kelompok rentan.