Dalam dua dekade terakhir, jumlah kematian akibat kanker hati telah meningkat sebesar 80%, dan menjadi salah satu penyebab kematian akibat kanker dengan pertumbuhan tercepat di seluruh dunia. Menurut “Studi Beban Penyakit Global”, 830,000 orang meninggal karena kanker hati pada tahun 2016, dibandingkan dengan 464,000 orang pada tahun 1990. Hal ini menjadikan kanker hati sebagai penyebab kematian akibat kanker kedua di dunia. Yang pertama adalah kanker paru-paru. Utama kanker hati adalah kanker hati yang paling umum di dunia dan dapat disebabkan oleh kebiasaan minum minuman keras dan pilihan gaya hidup lainnya, namun penyebab paling umum adalah infeksi jangka panjang dengan virus hepatitis B atau hepatitis C. Virus-virus ini merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang besar, yang mempengaruhi lebih dari 325 juta orang di seluruh dunia. Secara global, dua pertiga kematian akibat kanker hati disebabkan oleh hepatitis B atau hepatitis C. Pasifik Barat dan Asia Tenggara adalah negara dengan jumlah pembawa virus terbesar, dan tingkat kematian akibat kanker hati tertinggi di dunia. Di Tiongkok saja, terdapat lebih dari 260,000 kematian akibat hepatitis B dan C pada tahun 2016, yang merupakan sepertiga dari kematian akibat kanker hati secara global. Pada tahun 2016, virus hepatitis C menyebabkan 160,000 kematian akibat kanker hati. Amerika Serikat menempati peringkat pertama di antara tiga negara teratas, disusul Jepang dan Tiongkok. Hepatitis C memang memiliki pengobatan efektif yang dapat mencegah berkembangnya kanker hati. Studi ini juga menemukan bahwa virus hepatitis B menyebabkan 350,000 kematian akibat kanker hati, dimana 80% diantaranya adalah Tiongkok dan India. Jika seseorang mendapat vaksinasi hepatitis B setelah lahir, sebagian besar kematian dapat dicegah. Saat ini, hanya 52% negara yang memberikan vaksin hepatitis B kepada bayi baru lahir. Banyak orang tidak menyadari korelasi antara kematian akibat kanker hati dan peningkatan dramatis virus hepatitis B dan C. Peningkatan angka kematian pada akhirnya disebabkan oleh rendahnya cakupan vaksinasi, kurangnya pengujian rutin, dan kurangnya akses terhadap pengobatan yang efektif.Raquel Peck, CEO Aliansi Hepatitis Dunia, mengatakan: Sebelum Hari Kanker Sedunia, kami mewajibkan masyarakat untuk melakukan tes hepatitis B dan C, karena ini merupakan langkah awal pencegahan. Kita bisa menghentikan serangan kanker bersama-sama. https://medicalxpress.com/news/2018-02-deaths-liver-cancer-1990s-figures.html
Lutetium Lu 177 dotatate disetujui oleh USFDA untuk pasien anak berusia 12 tahun ke atas dengan GEP-NETS
Lutetium Lu 177 dotatate, sebuah pengobatan inovatif, baru-baru ini mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk pasien anak-anak, menandai tonggak sejarah penting dalam onkologi anak. Persetujuan ini mewakili secercah harapan bagi anak-anak yang berjuang melawan tumor neuroendokrin (NETs), suatu bentuk kanker langka namun menantang yang seringkali terbukti resisten terhadap terapi konvensional.