Tumor sel T dewasa, seperti limfoma sel T non-Hodgkin, sangat invasif dan resistan terhadap obat, dan pasien sering memiliki prognosis yang buruk. Baru-baru ini, rangkaian dua artikel "Nature" menerbitkan interpretasi baru tentang patogenesis limfoma sel T non-Hodgkin, sehingga memberikan arah baru untuk pengembangan efektif terapi baru untuk jenis limfoma ganas ini.
Dalam studi pertama, tim Wartewig menggunakan protein fusi ITK-SYK untuk membangun model tikus transgenik limfoma sel T onset lambat (Nature. Doi: 10.1038 / nature24649), dan menemukan bahwa salinan tunggal atau ganda dari PDCD1 gen yang mengkode protein PD1 telah dihapus. Limfoma sel T mengalami transformasi ganas yang cepat dan mempercepat kematian model tikus. Selain itu, penerapan penghambat PD1 atau PD-L1 dapat menghasilkan efek yang serupa. Mekanisme terkait adalah bahwa PD1 mengatur ekspresi PTEN dan menghambat jalur proliferasi tumor ganas PI3K.
In another article, Maciocia et al. Applied chimeric antigen receptor T cell immunotherapy (CAR-T) therapy (Nat Med. Doi: 10.1038 / nm.4444) to construct CAR-T cells that specifically target TRBC1 but not TRBC2 To treat TRBC1-positive T-cell carcinoma. While killing tumor cells, leaving enough T cells to fight infection. The clinical trial of this method will be officially launched in 2018.
Editor senior Nature Megan Cully mengatakan bahwa temuan penting yang disebutkan di atas memberikan strategi pengobatan baru untuk pengobatan keganasan sel T dewasa dan memperingatkan bahwa tumor ini tidak cocok untuk pengobatan dengan penghambat PD1 atau PDL1.